tag:blogger.com,1999:blog-34845022727927037812024-03-12T21:21:05.749-07:00KumpulanBlogsawankeninghttp://www.blogger.com/profile/12179287370958267647noreply@blogger.comBlogger5125tag:blogger.com,1999:blog-3484502272792703781.post-49831909274050267472011-07-23T07:40:00.000-07:002011-07-23T07:44:29.173-07:00Asap<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-AlqFsqszh5s/TirdJy4L8kI/AAAAAAAAAIs/0t2Vf7fhwxI/s1600/asap2.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="http://1.bp.blogspot.com/-AlqFsqszh5s/TirdJy4L8kI/AAAAAAAAAIs/0t2Vf7fhwxI/s320/asap2.JPG" width="320" /></a></div><br />
<br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 145%; margin-top: 10.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 145%; margin-top: 10pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 145%; margin-top: 10pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 145%; margin-top: 10pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 145%; margin-top: 10pt;">Metha tak habis pikir, bagaimana orang-orang bisa begitu mencintai asap itu? Padahal, tidak ada untungnya sama sekali bagi mereka. Karena dalam asap itu, tidak pernah keluar Jin yang akan mengabulkan semua permintaan mereka. Tidak juga hantu-setan-dedemit yang menyeramkan. Selain hanya sakit yang akan mereka rasakan dikemudian hari.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 145%; margin-top: 10.0pt;">Sebagaimana dulu, saat Metha berusia belasan tahun. Dimana dia menemukan Ayahnya terbujur kaku di kursi teras rumah mereka. Dengan tangan masih menggenggam bara api, terselip diantara jarinya, yang menciptakan asap yang menari-nari ditiup angin. Dari tubuh Ayah juga, asap keluar dari semua pori-pori tubuhnya, dari mulutnya, telinga dan juga dari lubang mata Ayah.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 145%; margin-top: 10.0pt;">Saat di lakukan otopsi oleh pihak rumah sakit, ditemukan bahwa <span lang="EN-US">semua </span>organ tubuh <span lang="EN-US">A</span>yah <span lang="EN-US">Metha telah </span>bolon<span lang="EN-US">g </span>dan juga berasap. Bahkan pada saat akan dilakukan penguburan, sepanjang jalan selama jasad Ayah berada di keranda. Asap selalu menyelinap keluar dari keranda. Seperti sebuah Lokomotif yang tengah berjalan menuju tempat pemakaman.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 145%; margin-top: 10.0pt;">Tidak berbau busuk, memang. Tapi meskipun begitu, peristiwa tersebut sempat membuat seluruh keluarga Metha merasa terpukul. Kebiasaan Ayah mengkonsumsi asap itu memang sudah tak bisa dilarang-larang. Bahkan kerap menjadi pemicu pertengkaran antara Ayah dan Ibu. Dan pada akhirnya, Ibu memilih untuk membiarkan Ayah melakukan kesenangannya itu.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 145%; margin-top: 10.0pt;">Sempat Metha berfikir, akan alasan Ayah yang kecanduan mengkonsumsi asap itu. Semua semata karena banyak hal yang dapat<span lang="EN-US"> dilihat</span><span lang="EN-US"> </span>Ayahnya dari kepulan asap yang ia ciptakan. Kumpulan asap menembus imajinasi Ayah tentang semua keinginan dan harapannya yang tak pernah terpenuhi. Sekedarnya saja berbincang melalui bentuk-bentuk dari kepulan asap putih yang meliuk-liuk di udara. Mengusir kesendiriannya melewati malam-malam <span lang="EN-US">dingin </span>di teras rumah.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 145%; margin-top: 10.0pt;">Tapi semenjak kematian Ayah, Metha baru mengetahui bahwa Asap-asap itu begitu jahat, seperti setan yang menjelma menjadi sahabat. Tapi kemudian membunuh pemujanya perlahan dengan racun yang menggerogoti habis tubuh mereka. Sampai pada akhirnya sakit dan kematian menimpa para pemujanya. <span lang="EN-US">S</span>ejak itu<span lang="EN-US"> pula</span><span lang="EN-US"> </span>Metha begitu membenci asap-asap itu.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 145%; margin-top: 10.0pt;">Sebisa mungkin Metha menjaga kehidupannya agar tidak menjadi bagian dari kejahatan asap itu. Setiap kali keluar rumah, Metha selalu mengenakan masker. Karena Metha bisa melihat setan-setan asap itu bisa keluar dengan wujud yang lebih menyeramkan lagi. Mereka berwarna hitam pekat, yang keluar dari setiap kendaraan yang lalu lalang di jalan raya. Yang menerjang siapa saja yang berada di dekatnya, dalam menggerung mengeluarkan suara-suara bising yang memekakan telinga. Dengan tampang bengis siap mencabut nyawa siapa saja yang ada dijalanan.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 145%; margin-top: 10.0pt;">Bertahun-tahun Metha menyisihkan uang, agar bisa menghindar dari kepungan asap-asap itu di jalanan. Memiliki mobil adalah satu-satunya solusi yag paling mungkin, yang bisa menyelamatkan Metha dari asap-asap itu. Meskipun Metha sadar, karena pada akhirnya dirinya juga telah menjadi bagian dari para pencipta asap itu. Karena bagaimana pun juga, asap itu pasti tercipta dari kendaraan yang ia miliki. Biarlah, paling tidak bukan dirinya yang menjadi korban, pikir Metha saat itu. Sikap yang egois, mungkin. Tapi toh, Metha selalu berusaha agar setan-setan itu bisa dijinakan dan tidak berbahaya bagi semua orang. Meskipun harus merogoh kocek lebih dalam untuk melakukan hal itu.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 145%; margin-top: 10.0pt;">Sebagian teman pria Metha kadang jengkel dibuatnya. Karena mereka selalu saja diganggu kesenangannya oleh Metha. Setiap saat mereka hendak menikmati kepulan asap itu. </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 145%; margin-top: 10.0pt;">“Tolong<span lang="EN-US">,</span> ya, jangan mengkomsumsi asap disini. Dilarang mengasap disini!” seru Metha dengan mata melotot kepada mereka. Orang-orang terdekat Metha sebagian bisa memaklumi, namun sebagian tetap tidak bisa menerima perlakuan Metha itu. Tapi mereka lebih takut akan kemarahan Metha. Sehingga dengan terpaksa mereka mengalah, dan selalu sembunyi-sembunyi saat melakukannya.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 145%; margin-top: 10.0pt;">Bahkan tak jarang Metha terlibat pertengkaran dengan seseorang yang tidak dikenal. Ketika Metha mendapati orang tersebut tengah asik melepas imajinasi dengan kepulan asap itu di dekat Metha. Awalnya, Metha meminta dengan sopan kepada orang itu. tapi ketika orang tersebut seolah tak perduli atas permintaan Metha. Metha berubah beringas, dan sangar. Bagai seekor kucing yang terinjak ekornya, memaki habis-habisan orang tersebut. Sampai akhirnya orang tersebut mengalah dengan wajah yang memerah karena malu dan juga marah</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 145%; margin-top: 10.0pt;">Akhirnya Metha menikah dengan Edward, lelaki yang diyakininya bukan pemuja asap. Karena tak pernah sekalipun dirinya mencium bau asap dari mulut Edward dan juga tubuhnya. Pernikahan meriah digelar sedemikian mewah. Dan dari pernikahan itu Metha dikaruniai 3 orang anak yang manis-manis lagi pintar.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 145%; margin-top: 10.0pt;">Kehidupan bahagia yang terbebas dari segala macam asap tentunya. Kebahagiaan tak terlukis dirasakan Metha. Dia pun tetap mengawasi keluarganya, Edward suaminya dan juga anak-anaknya dari kejahatan asap. </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 145%; margin-top: 10.0pt;">Pada suatu hari, peristiwa menghebohkan telah terjadi. Dimana secara tiba-tiba kehidupan manusia di dunia ini, dipenuhi kepulan asap hitam yang menghalangi pandangan setiap orang. Bentuknya seperti Raksasa dengan mata yang merah menyala, dan juga bertanduk. Dan pada saat dia tertawa, terlihat deretan giginya yang runcing. Bergerak bebas sesuka hatinya. Menyelubungi setiap orang yang berada dijalanan.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 145%; margin-top: 10.0pt;">Sesak. Setiap orang tiba-tiba merasa sesak, sulit untuk bernafas. Karena kumpulan asap hitam yang bergerak itu, penuh dengan racun-racun yang akan menghangus setiap organ tubuh manusia. Satu persatu, banyak orang jatuh terkapar disembarang tempat. Dengan tubuh menghitam, mata melotot dan mulut yang menganga setelah sebelumnya berusaha menggapai-gapi udara yang bersih.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 145%; margin-top: 10.0pt;">Seluruh manusia panik dibuatnya. Mereka berhamburan masuk kedalam rumah, dan kendaraan mereka. Dan karena pandangan terhalang asap hitam itu, maka banyak terjadi kecelakaan. Api mulai terlihat dimana-mana, membumbung tinggi, melahirkan asap-asap baru yang menjadi pengikutnya Asap Raksasa itu. Sebagian telah menggabungkan diri, dan menjadikan Asap Raksasa itu semakin besar bentuknya. Semakin menguasai kehidupan manusia dan meracuni udara dengan racun yang mematikan.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 145%; margin-top: 10.0pt;">“Ini pasti karena perbuatan para pemuja asap itu, Pah!” seru Metha marah, sambil mengintip dari balik jendela melihat keadaan di luar. Sementara anaknya memeluk erat tubuh Metha dalam ketakutan.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 145%; margin-top: 10.0pt;">“Apa mungkin sampai demikian hebatnya, Mah?” ucap Edward sambil bertanya.”Aku rasa bukan karena mereka. Lihatlah! Asap itu begitu besar”</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 145%; margin-top: 10.0pt;">Metha melongok keluar. Dalam hatinya membenarkan ucapan Edward. Pertanyaan muncul dalam benaknya,”Lalu darimana asalnya asap itu, Pah?”</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 145%; margin-top: 10.0pt;">“Entahlah.., ada baiknya kita tetap di rumah sampai kita mendapat khabar dari pemerintah”</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 145%; margin-top: 10.0pt;">….</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 145%; margin-top: 10.0pt;">Mereka sekeluarga duduk di depan televisi yang menyala. Menunggu kabar dari pemerintah, yang berkaitan dengan asap itu. Akhirnya kabar yang mereka tunggu datang juga. Di televisi, President sedang mengumumkan situasi Siaga 1 dalam menyikapi masalah yang ada. Dan meminta agar rakyatnya tidak panik, meski telah banyak korban yang berjatuhan. </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 145%; margin-top: 10.0pt;">Rakyat diharapkan tetap percaya pada kinerja pemerintah dalam menanggulangi masalah asap tersebut. Betapa President mengetahui, bahwa kepercayaan rakyat telah berkurang, bahkan hilang sama sekali. Apalagi telah terbukti bagaimana ketidakbecusan pemerintah dalam menanggulangi masalah Lumpur Lapindo dan bencana alam lain yang pernah terjadi di negeri ini.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 145%; margin-top: 10.0pt;">…</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 145%; margin-top: 10.0pt;">Di minggu ke-dua sejak peristiwa itu, kembali hadir sebuah kabar di televisi dari seorang ahli yang tengah menangani masalah asap tersebut. Di kabarkan, bahwa sesungguhnya bumi ini telah kehilangan udara bersih sama sekali. Karena bumi saat ini, berada dalam kondisi gersang dan tandus. Terlebih lagi hutan-hutan yang biasanya mampu menciptakan udara yang sehat dan segar telah dibabat habis Di kota-kota besar, sama sekali tidak ada lagi penghijauan. Di semua lahan yang ada, telah dibangun gedung bertingkat, perumahan dan juga Mall besar. Belum lagi racun yang dihasilkan dari banyak kendaraan dan Pabrik Industri. </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 145%; margin-top: 10.0pt;">Semua hal itu telah mengikis habis udara sehat yang dibutuhkan setiap manusia di dunia ini. Dan perlahan-lahan, Asap-asap yang mengandung racun dan limbah kimia itu bermutasi. Menjadi raksasa yang saat ini tengah menguasai kehidupan manusia di Bumi.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 145%; margin-top: 10.0pt;">Metha diam menyaksikan kabar itu. Isi Kepalanya telah di penuhi dengan banyak pertanyaan yang mengganggu. Betapa semua asap yang selama ini ada dalam pikirannya telah benar-benar telah berwujud nyata dalam kehidupan. Setiap bentuk yang tercipta dari setiap hisapan para pemuja itu, memang selalu beragam. Selama ini, tak jarang Metha menyaksikan dari kejauhan. Mimpi-mimpi yang dimiliki para pemuja yang tengah duduk termenung itu, terwujud dalam kepulan asap itu. Lalu yang apa yang sesungguhnya terjadi saat ini?.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 145%; margin-top: 10.0pt;">Tba-tiba, sang ahli yang tengah menyampaikan kabar itu jatuh menggelepar. Seluruh orang di stasiun televise itu heboh, dan secara bersamaan gambar dalam televisi mereka berubah menjadi ribuan semut yang berkumpul tumpang tindih. Edward mencoba mengganti channel yang lain. Namun didapati hal yang sama.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 145%; margin-top: 10.0pt;">Dan tiba-tiba juga, Edward terjatuh menggelepar, disusul anak-anak. Metha panik mendapati hal yang demikian. Dia langsung menjatuhkan diri memeluk suami dan anak-anaknya sambil menangis, berteriak menyebut nama mereka. Lalu saat tubuh mereka berhenti menggelepar, seiring itu pula asap hitam keluar dari tubuh mereka. Menari-nari di udara memenuhi ruang, berwujud mahluk-mahluk yang menakutkan.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 145%; margin-top: 10.0pt;">Metha mundur beberapa langkah dalam ketakutan. Berlari menuju kamarnya untuk bersembunyi. Namun asap hitam itu mengejarnya, masuk dari cela pintu dan jendela. Menyeringai dengan tatapan mata yang merah menyala. Metha benar-benar dalam ketakutan, bersebunyi di sudut kamar memeluk tubuhnya sendiri. Berteriak-teriak meminta tolong. Dan karena takut melihat wujud asap yang semakin mendekat. Metha menyembunyikan wajah di antara kedua lutut yang ia peluk.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 145%; margin-top: 10.0pt;">Tapi bersamaan dengan itu, tubuh Methapun secara tiba-tiba menggelepar dengan mata yang melotot seolah menahan sakit. Disaat tubuhnya berhenti menggelepar, dari jasadnya yang mati, keluarlah asap hitam dari pori-pori dan semua lubang dalam tubuhnya. Asap itupun menggabungkan diri dengan asap-asap yang keluar dari tubuh suami dan anak-anak Metha.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 145%; margin-top: 10.0pt;">………….</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 145%; margin-top: 10.0pt;">Tak jauh dari kota, di sebuah Tempat Pembuangan Akhir sampah. Api besar telah menguasai tempat itu, membakar semua sampah yang ada. Dari api yang semakin membesar itu, asap hitam tercipta, membumbung tinggi dan memenuhi angkasa. Semakin besar api itu, semakin besar pula asap itu. Menjadi muara dari Asap Raksasa yang kini telah menguasai kehidupan manusia.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 145%; margin-top: 10.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 145%; margin-top: 10.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 145%; margin-top: 10.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 145%; margin-top: 10.0pt;"><br />
</div>awankeninghttp://www.blogger.com/profile/12179287370958267647noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3484502272792703781.post-5673725924482751342011-07-23T07:37:00.000-07:002011-07-23T07:45:00.518-07:00Perempuan Malam<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-wlrddRWbjIE/TircJOx7WZI/AAAAAAAAAIo/Z8H0SU1_OEA/s1600/225x180+pic+2.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-wlrddRWbjIE/TircJOx7WZI/AAAAAAAAAIo/Z8H0SU1_OEA/s1600/225x180+pic+2.JPG" /></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10pt; text-align: justify; text-indent: 1cm;"><br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Waktu tugasku telah selesai. Pagi hampir tiba. Dingin semakin terasa menusuk tubuh ini dan aku gelisah <span lang="EN-US">d</span>i dalam kamar, yang tadi sempat ramai oleh dengus nafsu para lelaki hidung belang itu. Bahkan keringat dan bau tubuh mereka masih menempel di kain sprei ini. <span lang="EN-US">T</span>api aku sudah terlalu terbiasa…</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Aku rebahkan tubuh diatas ranjang <span lang="EN-US">d</span>alam kegelisahan yang berbeda dari biasanya. Sebelumnya, aku selalu gelisah antara ketakutan diriku akan <span lang="EN-US">d</span>osa<span lang="EN-US"> dan juga Tuhan</span>. Kegelisahan yang selalu tentang diriku yang merasa kotor dan hina sebagai mahluk Tuhan. Tapi pagi ini, kegelisahanku tiba-tiba menjadi tak sama. Ada yang mengganggu<span lang="EN-US"> pikiran</span>ku tadi.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Ya, malam ini aku dikejutkan oleh kedatangan tamu seorang perempuan. Padahal selama ini, tamu-tamu yang datang sudah pasti selalu laki-laki. Karena hanya laki-laki yang datang ketempat ini. <span lang="EN-US">T</span>api perempuan itu?<span lang="EN-US"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Awalnya akupun sempat terkejut saat <span lang="EN-US">M</span>ami mengatakan kepadaku<span lang="EN-US">,</span> bahwa ada tamu perempuan yang mencariku. Kok? Masih dengan perasaan tak percaya. Tapi Aku mendapati kebenaran ucapan <span lang="EN-US">M</span>ami<span lang="EN-US">,</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">b</span>ahwa memang tamu yang mencariku adalah seorang perempuan. Nah lho?!<span lang="EN-US"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">“ Silahkan duduk, <span lang="EN-US">M</span>bak?<span lang="EN-US">,</span>” aku <span lang="EN-US">m</span>e<span lang="EN-US">mpe</span>rsilahkan perempuan itu <span lang="EN-US">untuk </span>duduk di kursi riasku. Dan aku<span lang="EN-US"> sendiri</span> duduk di tepi ranjang. Perempuan itu masih cel<span lang="EN-US">i</span>ng<span lang="EN-US">u</span>k<span lang="EN-US">an</span> melihat seluruh sudut kamarku. </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">“ Maaf,<span lang="EN-US">M</span>bak<span lang="EN-US">..</span>. Ada apa yah<span lang="EN-US">,</span> cari-cari saya<span lang="EN-US">?</span> Maaf, kal<span lang="EN-US">au</span> saya<span lang="EN-US"> ini</span> hanya <span lang="EN-US">bersedia </span>melayani laki-laki, lho” ucapku lagi sambil memperhatikan dirinya yang masih berdiri seperti orang <span lang="EN-US">bingung</span>.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">“ Eh, iya <span lang="EN-US">M</span>bak. Maaf<span lang="EN-US">..</span>. <span lang="EN-US">Perkenalkan nama s</span>aya <span lang="EN-US">I</span>mah, <span lang="EN-US">M</span>bak<span lang="EN-US">,</span>” ucapnya kemudian sambil mengulurkan tangan mengajakku bersalaman<span lang="EN-US">,</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">l</span>alu duduk di ku<span lang="EN-US">rsi</span>.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">“ Sephia<span lang="EN-US">..,</span>” jawabku menyambut uluran tangannya. Perempuan itu lalu tertunduk, pandangannya jatuh pada kedua tangan yang dia mainkan.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">“Mbak<span lang="EN-US">…</span>” <span lang="EN-US">A</span>ku coba untuk mengingatkan kepadanya tentang pertanyaanku yang hanya dia jawab dengan diam begitu.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">“ <span lang="EN-US">N</span>ggg… maaf<span lang="EN-US">, M</span>bak <span lang="EN-US">S</span>ephia. Saya <span lang="EN-US">ini </span>sebenarnya istrinya <span lang="EN-US">M</span>as <span lang="EN-US">B</span>ejo. Dan saya datang kesini mau minta tolong sama <span lang="EN-US">M</span>bak <span lang="EN-US">S</span>ephia<span lang="EN-US">,</span>” ucapnya pelan. Nyaris aku tidak bisa menangkap apa yang dia ucapkan. Apalagi dia mengatakan itu masih dalam posisi kepala yang tertunduk dan jari-jari tangan yang ia mainkan.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Tapi aku <span lang="EN-US">sedikit men</span>dengar kata-kata yang dia ucapkan, “Istri bejo”. Bejo yang aku kenal adalah lelaki yang berperawakan sedang-sedang saja. Dan tampangnya juga <span lang="EN-US">biasa-biasa saja</span>. Tapi dia<span lang="EN-US"> memang</span> pelanggan tetapku <span lang="EN-US">y</span>ang hampir setiap hari mendatangi aku. Untuk tidur atau sekedar minta ditemani minum. Tapi apa benar perempuan ini adalah istri <span lang="EN-US">B</span>ejo<span lang="EN-US">?</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">“ Mbak ini beneran istrinya bejo?<span lang="EN-US">,</span>” tanyaku menyelidik.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Dia hanya menganggukan kepala, <span lang="EN-US">lalu tangannya masuk ke dalam</span> kantung daster<span lang="EN-US"> yang ia kenakan saat itu</span>. Kemudian dia menyerahkan <span lang="EN-US">P</span>hoto <span lang="EN-US">yang tadi ia ambil dari kantung dasternya</span> kepadaku. <span lang="EN-US">Sesaat </span>aku mengamati photo itu. Ya, ternyata benar. Photo ini sudah cukup memberi jawaban atas pertanyaanku<span lang="EN-US"> tadi</span>. Di dalam photo itu aku melihat sosok <span lang="EN-US">Im</span>ah dan <span lang="EN-US">B</span>ejo yng duduk di<span lang="EN-US"> kursi</span> pelaminan. <span lang="EN-US"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US">Sambil</span> menyerahkan kembali photo itu kepadanya, <span lang="EN-US">aku</span> bertanya lagi,“Trus apa hubungannya sama saya<span lang="EN-US">?</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">S</span>ampai-sampai <span lang="EN-US">M</span>bak datang sendiri kesini. Padahal <span lang="EN-US">M</span>as <span lang="EN-US">B</span>ejo<span lang="EN-US"> hari ini tidak datang ke</span>sini<span lang="EN-US">.</span>”<span lang="EN-US"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Wajahnya yang pucat itu, tiba-tiba terlihat semakin pucat <span lang="EN-US"> seta </span>mendung dalam kesedihan. Ditatapnya photo itu. Kenangan terindah dalam hidupnya yang kemudian menghilang. Bejo, lelaki yang dicintainya<span lang="EN-US">,</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">y</span>ang dulu selalu bersikap lembut <span lang="EN-US">lagi</span> penyabar. Tiba-tiba berubah menjadi laki-laki yang pemarah lagi kasar.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Setiap pulang, selalu di<span lang="EN-US">saat</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">waktu </span>menjelang pagi. Dengan tubuhnya yang selalu limbung kesana<span lang="EN-US">-</span>kemari saat dia berjalan. Dari mulutnya tercium dengan jelas bau alkohol. Belum lagi wangi parfum yang jelas<span lang="EN-US">-jelas</span><span lang="EN-US"> </span>milik <span lang="EN-US">seorang </span>perempuan. <span lang="EN-US">Karena </span>I<span lang="EN-US">m</span>ah tak pernah memiliki parfum <span lang="EN-US">lagi</span>. Mas bejo<span lang="EN-US"> tid</span>ak pernah membelikannya lagi<span lang="EN-US">,</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">k</span>ecuali<span lang="EN-US"> pada</span> saat menjelang hari pernikahan mereka dulu. <span lang="EN-US">Sedangkan</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">B</span>ejo <span lang="EN-US">sendiri </span>juga tak pernah memakai parfum. Tak pernah pula <span lang="EN-US">I</span>mah melihat parfum itu ada di dalam rumah kontrakan ini.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">“Mbak…<span lang="EN-US">,</span>” <span lang="EN-US">tegurku lagi sambil</span> menepuk-nepuk paha <span lang="EN-US">perempuan itu</span>. <span lang="EN-US">Seketika semua</span> lamunan <span lang="EN-US">Im</span>ah buyar.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">“<span lang="EN-US">E</span>h.. Maafin saya, <span lang="EN-US">M</span>bak sephia<span lang="EN-US">,</span>” ucap <span lang="EN-US">Im</span>ah sedikit gugup. Lalu di masukan lagi photo itu ke dalam kantong dasternya. <span lang="EN-US">Dan k</span>embali ia bermain dengan jari-jari tangannya.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">“ Mbak<span lang="EN-US">… </span>Mbak<span lang="EN-US"> Imah</span> belum jawab pertanyaan saya<span lang="EN-US">,</span>” ucap<span lang="EN-US">ku</span> sambil mencoba mena<span lang="EN-US">tap</span> wajah <span lang="EN-US">Im</span>ah yang bersembunyi <span lang="EN-US">dalam </span>tertunduk.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">“<span lang="EN-US">N</span>gggg…<span lang="EN-US"> S</span>aya mau minta tolong sama <span lang="EN-US">M</span>bak <span lang="EN-US">S</span>ephia. Supaya <span lang="EN-US">M</span>bak <span lang="EN-US">S</span>ephia <span lang="EN-US">tid</span>ak lagi mau menerima <span lang="EN-US">M</span>as <span lang="EN-US">B</span>ejo sebagai tamu disini. Tolong ya, <span lang="EN-US">M</span>bak” ucap <span lang="EN-US">Im</span>ah memelas.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">“ Lho<span lang="EN-US">?!</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">Me</span>mangnya kenapa? <span lang="EN-US">Kalau disini, s</span>aya <span lang="EN-US">tid</span>ak bisa pilih-pilih tamu, <span lang="EN-US">M</span>bak. Saya harus layani semua tamu yang mau <span lang="EN-US">dengan </span>saya. Bisa-bisa <span lang="EN-US">nanti </span>saya <span lang="EN-US">yang kena </span>dimarahi <span lang="EN-US">M</span>ami disini<span lang="EN-US">.</span>”<span lang="EN-US"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">“<span lang="EN-US">T</span>api, <span lang="EN-US">M</span>bak…”<span lang="EN-US"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">“<span lang="EN-US">B</span>ukan kemauan saya juga<span lang="EN-US">,</span> kal<span lang="EN-US">au</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">M</span>as <span lang="EN-US">B</span>ejo datang ke sini, <span lang="EN-US">M</span>bak. Tolong <span lang="EN-US">mengerti</span> profesi saya<span lang="EN-US"> ini</span>, <span lang="EN-US">M</span>bak <span lang="EN-US">I</span>ah”, kini <span lang="EN-US">aku</span> yang memohon pengertian<span lang="EN-US"> darinya</span>.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">I<span lang="EN-US">m</span>ah diam. <span lang="EN-US">Sepertinya dia sadar bahwa semua ini m</span>emang bukan salah<span lang="EN-US">ku</span>, <span lang="EN-US">jika B</span>ejo <span lang="EN-US">begitu </span>suka datang ke tempat ini<span lang="EN-US"> untuk</span> menghambur-hamburkan uang<span lang="EN-US">; bermabuk-mabukan</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">untuk </span>kemudian tidur dengan <span lang="EN-US">para pelacur di sini</span>. Uang yang seharusnya <span lang="EN-US">B</span>ejo berikan untuk dirinya dan anak-anak<span lang="EN-US">,</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">u</span>ntuk keperluan <span lang="EN-US">makan </span>sehari-hari<span lang="EN-US"> dan juga keperluan anak-anaknya sekolah</span>. <span lang="EN-US">Tapi</span>, semua ludes sama sekali<span lang="EN-US">.</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">S</span>ehingga <span lang="EN-US">Im</span>ah harus pontang-panting meminta pinjaman sana-sini, meminta-minta belas kasih para tetangga agar dia dan anak-anak bisa<span lang="EN-US"> sekedar</span> makan.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">“ Mbak <span lang="EN-US">S</span>ephia<span lang="EN-US">..</span>, <span lang="EN-US">k</span>ita sama-sama perempuan kan?<span lang="EN-US">,</span>”tanya <span lang="EN-US">Im</span>ah kemudian.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US">Aku</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">sedikit </span>terkejut dengan pertanyaan <span lang="EN-US">Im</span>ah. Lalu hanya menjawab dengan anggukan kepala.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">“ Mbak pasti mengerti perasaan saya sebagai seorang perempuan, sebagai seorang istri dan ibu dari anak-anak saya<span lang="EN-US">,</span>” ucap <span lang="EN-US">Im</span>ah sambil menatap sendu ke arah <span lang="EN-US">S</span>ephia. “Mbak <span lang="EN-US">S</span>ephia <span lang="EN-US">tahu</span> betapa sakitnya hati saya, mengetahui bahwa suami saya tercinta ternyata sering tidur dengan perempuan lain selain diri saya<span lang="EN-US">.</span>”<span lang="EN-US"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US">Aku</span> diam, t<span lang="EN-US">id</span>ak bisa berkata apa-apa. Ucapan <span lang="EN-US">Im</span>ah membuat luka di dalam hati<span lang="EN-US"> ini</span> kembali ter<span lang="EN-US">asa</span>. Terbayang <span lang="EN-US">oleh </span>bagaimana diri<span lang="EN-US">ku juga</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">pernah</span> dicampakan oleh <span lang="EN-US">seorang </span>lelaki. Lelaki yang telah menghamili diri<span lang="EN-US">ku</span>, lalu pergi meninggalkannya <span lang="EN-US">d</span>engan rasa malu yang harus ditanggung oleh semua keluarga<span lang="EN-US">ku</span>. Dihina, dilecehkan dan dibuang dari kampung halaman tercinta.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">“ Memang kebobrokan sifat suami saya bukan sepenuhnya salah, <span lang="EN-US">M</span>bak<span lang="EN-US"> Sephia</span>. Mungkin juga karena <span lang="EN-US">salah </span>saya. Lihatlah, <span lang="EN-US">M</span>bak<span lang="EN-US">..</span>. <span lang="EN-US">s</span>aya dan <span lang="EN-US">M</span>bak<span lang="EN-US"> Sephia</span> jauh berbeda. Saya <span lang="EN-US">tid</span>ak ta<span lang="EN-US">h</span>u bagaimana harus berdandan<span lang="EN-US">;</span> harus berpakaian yang menarik buat suami saya<span lang="EN-US">.</span>” T<span lang="EN-US">erlihat</span> airmata <span lang="EN-US">Im</span>ah jatuh dan mengalir deras di pipinya yang pucat itu.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US">Aku </span>masih terdiam. <span lang="EN-US">S</span>ibuk dengan pikiran<span lang="EN-US">ku</span> sendiri. Ada perasaan malu dan juga sakit yang sama <span lang="EN-US">seperti yang </span>dirasakan<span lang="EN-US"> Imah</span>.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">“ Saya sadari kekurangan saya, <span lang="EN-US">M</span>bak. Jadi <span lang="EN-US">tid</span>ak masalah <span lang="EN-US">jika</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">Mas Bejo akhirnya lebih</span> memilih perempuan lain untuk memuaskan nafsu<span lang="EN-US"> birahi</span>nya. Tapi saya <span lang="EN-US">merasa</span> kasi<span lang="EN-US">h</span>an <span lang="EN-US">setiap saat me</span>li<span lang="EN-US">h</span>at anak-anak saya, <span lang="EN-US">M</span>bak. Mereka butuh sosok bapak<span lang="EN-US"> mereka, bapak</span> yang baik <span lang="EN-US">dan</span> seharusnya <span lang="EN-US">men</span>jadi panutan. Mereka masih butuh makan dan jaminan <span lang="EN-US">untuk </span>masa depan<span lang="EN-US"> mereka kelak, Mbak</span>”<span lang="EN-US"> Tangis Imah semakin keras di sela-sela waktu ia bercerita. Dihapusnya airmata itu dengan ujung lengan daster lusuh yang ia kenakan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">“ Apa saya juga bersalah sama anak-anak, <span lang="EN-US">M</span>bak<span lang="EN-US"> Imah</span>?” tanya<span lang="EN-US">ku</span><span lang="EN-US"> </span>kini dengan <span lang="EN-US">perasaan bersalah</span>.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">“ <span lang="EN-US">T</span>idak, <span lang="EN-US">M</span>bak<span lang="EN-US">..</span>. Mbak <span lang="EN-US">S</span>ephia tidak salah apa-apa. Mas <span lang="EN-US">B</span>ejo yang <span lang="EN-US">memang </span>selalu <span lang="EN-US">me</span>lupa<span lang="EN-US">kan </span>kewajibannya <span lang="EN-US">untuk </span>menafkahi keluarga. Dia lupa, bahwa uang yang didapat dan <span lang="EN-US">ia </span>miliki itu<span lang="EN-US">,</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">s</span>eharusnya menjadi hak anak istrinya. Bukan milik botol-botol minuman dan juga <span lang="EN-US">bukan </span>milik <span lang="EN-US">M</span>bak <span lang="EN-US">S</span>ephia<span lang="EN-US">,</span>” <span lang="EN-US">Im</span>ah tertunduk. Rasa sakit yang semakin terasa di dalam dadanya. Memaksa airmata itu terus tumpah.<span lang="EN-US"> Namun saat ini, Imah ingin melepaskan semua beban yang telah lama terpendam di hatinya. </span>“<span lang="EN-US">S</span>aya kasi<span lang="EN-US">h</span>an <span lang="EN-US">me</span>li<span lang="EN-US">h</span>at anak-anak saya, <span lang="EN-US">M</span>bak <span lang="EN-US">S</span>ephia. Mereka harus terus merasa kelaparan. Karena bapaknya selalu lupa memberi saya uang untuk anak-anak makan. Uangnya telah dia habiskan ditempat ini”</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Hening<span lang="EN-US">. H</span>anya ada airmata dari kedua perempuan itu yang bercerita tentang luka-luka <span lang="EN-US">yang ada </span>di dalam hati mereka. Rasa sakit yang di<span lang="EN-US">hadir</span>kan oleh <span lang="EN-US">mahluk</span> ciptaan Tuhan yang bernama laki-laki.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">“ Maaf<span lang="EN-US">ka</span>n saya, <span lang="EN-US">M</span>bak <span lang="EN-US">Im</span>ah<span lang="EN-US">,</span>” ucap<span lang="EN-US">ku kemudian sambil men</span>genggamn tangan <span lang="EN-US">Im</span>ah<span lang="EN-US">. Seolah mengucapkan kepadanya, betapa diriku juga ikut merasakan apa yang tengah ia rasakan saat ini. Betapa aku juga mengerti akan rasa sakit itu. Kami sama-sama perempuan, hamba Tuhan, yang selalu saja tertindas.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">….</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US">Aku membalik posisi </span>tidur.<span lang="EN-US"> Rasa yang saat ini ada begitu mengganggu</span>. Perempuan itu, <span lang="EN-US">Im</span>ah<span lang="EN-US">,</span> Istri dari salah satu pelanggan tetapku. <span lang="EN-US">Seorang </span>laki<span lang="EN-US">-laki</span> yang telah menyia<span lang="EN-US">-</span>nyiakan keluarganya demi kesenangannya<span lang="EN-US"> sendiri</span> di tempat ini. <span lang="EN-US">D</span>engan botol-botol minuman it<span lang="EN-US">u </span>dan mengumbar syahwat bersamaku di ranjang ini. <span lang="EN-US">Ak</span>h, betap<span lang="EN-US">a</span> berdosanya aku<span lang="EN-US">!</span> Lembaran-lembaran rupiah yang dia berikan kepadaku adalah uang yang seharusnya menjadi milik <span lang="EN-US">Im</span>ah dan anak-anaknya.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Tapi<span lang="EN-US">ii…</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">A</span>kh, masa bodoh! <span lang="EN-US">I</span>tu bukan kesalahanku<span lang="EN-US">!</span> Aku hanya menerima uang itu. Bukan salahku juga<span lang="EN-US">, jika</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">M</span>as <span lang="EN-US">B</span>ejo begitu menyukai aku. Mungkin karena servisku yang bagus dan dia merasa puas. Mana kuta<span lang="EN-US">h</span>u uang itu dari mana dan buat siapa?!<span lang="EN-US"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US">Aku</span> lalu mendesah<span lang="EN-US">, men</span>atap kursi <span lang="EN-US">tempat </span>dimana <span lang="EN-US">Im</span>ah duduk tadi. <span lang="EN-US">Ia adalah p</span>erempuan yang <span lang="EN-US">begitu </span>polos dan sederhana. Betapa tololnya perempuan<span lang="EN-US"> itu?!</span> pikir<span lang="EN-US">ku</span>. Mengapa dia mau bertahan dan ditindas oleh lelaki yang bernama <span lang="EN-US">B</span>ejo<span lang="EN-US">?!</span> Kenapa <span lang="EN-US">tid</span>ak minta cerai saja<span lang="EN-US">?!</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">A</span>tau bunuh aja <span lang="EN-US">lelaki itu </span>sekalian<span lang="EN-US">!</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">“ <span lang="EN-US">S</span>aya <span lang="EN-US">tid</span>ak punya siapa-siapa lagi, <span lang="EN-US">M</span>bak<span lang="EN-US"> Sephia</span>. Lagi pula saya kasi<span lang="EN-US">h</span>an <span lang="EN-US">me</span>li<span lang="EN-US">h</span>at anak-anak<span lang="EN-US">,</span> kal<span lang="EN-US">au</span> samp<span lang="EN-US">ai</span> saya pisah<span lang="EN-US"> dan bercerai dengan M</span>as <span lang="EN-US">B</span>ejo<span lang="EN-US">,</span>” <span lang="EN-US">Aku</span> teringat apa yang dikatakan <span lang="EN-US">Im</span>ah tadi. Ya, ucapan dari perempuan bodoh<span lang="EN-US"> sudah cukup membuatku merasakan marah pada keadaan</span>. </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US">Aku</span>pun merasakan kebodohan <span lang="EN-US">Im</span>ah sebagaimana kebodohan diri<span lang="EN-US">ku</span> dulu<span lang="EN-US">,</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">k</span>etika mau saja diperdaya seorang laki-laki yang telah beristri. Dan percaya akan semua kata-katanya. Sampai akhirnya bersedia untuk kehilangan Mahkota<span lang="EN-US"> yang paling berharga</span>. Untuk kemudian dicampakan. Akh, kita memang perempuan-perempuan tolol<span lang="EN-US">, Mah, desisku sendiri.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Mungkin itu semua karena aku dan <span lang="EN-US">Im</span>ah sama-sama perempuan dari desa. Yang tidak memiliki pendidikan yang tinggi. Jangankan kuliah<span lang="EN-US">?!</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">T</span>amat sekolah menengah saja<span lang="EN-US">,</span> tidak<span lang="EN-US">!</span> Tapi.., <span lang="EN-US">A</span>h<span lang="EN-US">,</span> tidak juga. Aku sering melihat dan mendengar bahwa kebodohan itupun sama-sama dilakukan oleh mereka<span lang="EN-US">,</span> perempuan-perempuan dari kota. Yang mempunyai <span lang="EN-US">gelar</span> dan pernah sekolah tinggi<span lang="EN-US">,</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">b</span>ahkan yang lulusan sekolah luar negeri sekalipun.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Jadi<span lang="EN-US">,</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">mungkin </span>kebodohan kami bukan <span lang="EN-US">karena </span>masalah pendidikan<span lang="EN-US"> semata.</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">T</span>api mungkin<span lang="EN-US"> juga karena</span> moral<span lang="EN-US"> dan sifat lemah kami yang lebih banyak memandang sesuatu dengan perasaan</span>. Entahlah, mungkin juga karena cinta<span lang="EN-US">?!</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">C</span>inta yang membutakan hati dan pikiran kami. Mungkin juga nafsu<span lang="EN-US">?!</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">N</span>afsu yang tidak bisa kami kendalikan lagi. Atau mungkin karena uang?<span lang="EN-US">! E</span>ntahlah<span lang="EN-US">..</span>. <span lang="EN-US">p</span>erduli amat dengan kebodohan itu!<span lang="EN-US"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">…..</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Kejadian malam tadi, tiba-tiba membuat<span lang="EN-US">ku</span> merasa semakin terhina dengan profesinya sebagai wanita penghibur. Entahlah, apa benar para lelaki itu butuh hiburan? Padahal semuanya ada dan <span lang="EN-US">telah </span>mereka miliki di rumah. <span lang="EN-US">Bukankah </span>rasa lelah seharusnya dapat hilang dengan tawa dan canda anak<span lang="EN-US">-</span>istri mereka<span lang="EN-US">?</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Lalu apa <span lang="EN-US">guna</span>nya aku sebagai penghibur? Toh<span lang="EN-US">,</span> mereka <span lang="EN-US">masih </span>bisa <span lang="EN-US">untuk </span>selalu tertawa setiap<span lang="EN-US"> kali</span> menenggak semua botol-botol minuma<span lang="EN-US">n </span>itu<span lang="EN-US">?!</span> Aku hanya duduk diam dan menemani mereka, yang sesekali <span lang="EN-US">mereka </span>menjamah bagian-bagina tubuhku yang mereka suka. </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Atau mungkin aku hanya sebagai tempat pelampiasan nafsu mereka? Padahal mereka bisa melampiaskan itu di rumah secara gratis tanpa harus <span lang="EN-US">mem</span>bayar<span lang="EN-US">,</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">tidak seperti saat bersamaku</span>. <span lang="EN-US">A</span>taukah<span lang="EN-US"> karena</span> kepuasan?<span lang="EN-US">!</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">K</span>epuasan darimana<span lang="EN-US">?! K</span>erjaku gampang saja<span lang="EN-US">,</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">t</span>idur telanjang lalu mengangkang<span lang="EN-US">, </span>Selesai<span lang="EN-US">!</span> Titik<span lang="EN-US">!</span> Darimana puasnya?<span lang="EN-US">!</span> Toh<span lang="EN-US">,</span> mereka semua kadang melakukan itu dengan tanpa kesadaran. Karena mereka terpengaruh oleh minuman <span lang="EN-US">yang sebelumnya mereka tenggak.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Atau <span lang="EN-US">hanya </span>karena penasaran dan kemudian <span lang="EN-US">merasa </span>ketagihan?<span lang="EN-US">!</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">Itu </span>berarti diriku ini <span lang="EN-US">tid</span>ak jauh beda deng<span lang="EN-US">a</span>n namanya candu atau narkoba, yang hampir merenggut nyawa adik laki-lakiku. A<span lang="EN-US">k</span>h, entahlah<span lang="EN-US">..</span>. Otak ini buntu<span lang="EN-US">!</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Ata<span lang="EN-US">u</span> semua pikiran-pikiran yang muncul<span lang="EN-US"> ini,</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">h</span>anya perasaan<span lang="EN-US">ku</span><span lang="EN-US"> </span>saja<span lang="EN-US">?</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">Y</span>ang paling mempengaruhi keinginan<span lang="EN-US">-keinginanku;</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">k</span>einginan yang tiba-tiba<span lang="EN-US">;</span> keinginan untuk berhenti dari pekerjaan<span lang="EN-US"> ini</span>. Perasaan sesama perempuan<span lang="EN-US">;</span> perempuan yang merasa sama-sama tersakiti oleh laki-laki<span lang="EN-US">;</span><span lang="EN-US"> </span>sama-sama mempunyai naluri sebagai seorang ibu<span lang="EN-US">;</span><span lang="EN-US"> </span>sama-sama mengerti perasaan perempuan dengan semua kebodohan dan ketidak berdayaannya.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Akh, aku tak ingin menjadi perusak kebahagiaan dan rumah tangga orang. Besok aku harus pulang ke kampung<span lang="EN-US"> dan</span><span lang="EN-US"> </span>berhenti dari pekerjaan ini. <span lang="EN-US">U</span>ang tabunganku mungkin <span lang="EN-US">sudah </span>cukup untuk memulai kehidupan baru. Mami pasti mengerti. Tekad<span lang="EN-US">ku</span> telah bulat<span lang="EN-US">!</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Saat adzan subuh mulai terdengar, <span lang="EN-US">aku</span>pun beranjak dari ranjang dan pergi untuk berwudhu.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">…..<span lang="EN-US"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">“ <span lang="EN-US">Waaa</span>h..<span lang="EN-US">! M</span>bak <span lang="EN-US">S</span>ephia <span lang="EN-US">ini, </span>pulang-pulang langsung punya warung besar begini. Komp<span lang="EN-US">lit</span> lagi<span lang="EN-US">?!</span> Hebat!<span lang="EN-US">,</span>” celoteh salah seorang ibu<span lang="EN-US"> dan</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">y</span>ang lain hanya mengiyakan. Sementara <span lang="EN-US">Aku</span> hanya senya<span lang="EN-US">m</span>-senyum menanggapi semua celoteh ibu-ibu itu.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">“Belanjanya <span lang="EN-US">c</span>uma ini aja, <span lang="EN-US">B</span>u? <span lang="EN-US">Tid</span>ak sama yang lain sekalian<span lang="EN-US">,</span>?” ucap<span lang="EN-US">ku kemudian</span> sambil menyodorkan bungkusan<span lang="EN-US"> plastik berisi barang belanjaan</span> kepada ibu<span lang="EN-US"> tadi</span>. </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">“<span lang="EN-US">Tid</span>ak<span lang="EN-US"> ada </span>uangnya<span lang="EN-US"> lagi</span>, <span lang="EN-US">M</span>bak<span lang="EN-US"> Sephia</span>. Nanti lagi deh<span lang="EN-US">,</span>” jawab ibu tersebut sambil menyodorkan uang dan kemudian mangambil bungkusan yang<span lang="EN-US"> aku </span>sodorkan <span lang="EN-US">tadi</span>.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Sudah hampir 4 bulan ini, semenjak <span lang="EN-US">aku</span> memutuskan untuk pulang. Dan membuka warung sembako. Uang tabungan dipakai sebagian untuk bisa membuka usaha ini. <span lang="EN-US">M</span>ungkin memang bukan uang halal, tapi ini adalah jalan menuju perubahan yang baik<span lang="EN-US"> menurutku saat ini</span>.<span lang="EN-US"> Toh, para penduduk sini sepertinya sudah bisa menerima diriku lagi.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US">…</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Sementara itu <span lang="EN-US">di tempat Sephia sebelumnya</span>….</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">“<span lang="EN-US">E-e</span>h, <span lang="EN-US">B</span>ang <span lang="EN-US">J</span>oni! <span lang="EN-US">K</span>emana aja<span lang="EN-US">?!</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">Sud</span>ah lama <span lang="EN-US">tid</span>ak pernah keliatan<span lang="EN-US">,</span>” ucap <span lang="EN-US">M</span>ami sambil mendekat<span lang="EN-US">i</span> seorang laki-laki.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">“<span lang="EN-US">I</span>y<span lang="EN-US">a</span>, <span lang="EN-US">M</span>am. Biasa<span lang="EN-US">.</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">S</span>ibuk ngurusin proyek <span lang="EN-US">di </span>luar <span lang="EN-US">kota</span> nih<span lang="EN-US">,</span>” jawab<span lang="EN-US"> lelaki yang dipanggil Joni itu, </span>sambil tersenyum ke<span lang="EN-US">pada</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">M</span>ami yang sekarang sudah menggandeng dirinya.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">“<span lang="EN-US">B</span>anyak duitnya<span lang="EN-US">,</span> dong?!” ucap <span lang="EN-US">M</span>ami.<span lang="EN-US"> Dan</span> mereka pun tertawa.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">“Mana sephia?<span lang="EN-US">,</span>” tanya <span lang="EN-US">J</span>oni sambil matanya berkeliling mencari sosok yang dia sebutkan.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">“Aduuuh<span lang="EN-US">…</span>, <span lang="EN-US">m</span>asih ing<span lang="EN-US">a</span>t aja sama sephia. <span lang="EN-US">D</span>ia <span lang="EN-US">s</span>udah <span lang="EN-US">tid</span>ak <span lang="EN-US">be</span>kerja lagi di sini<span lang="EN-US">, Bang</span>. <span lang="EN-US">Su</span>dah 4 bulan <span lang="EN-US">ini </span>dia berhenti<span lang="EN-US">,</span> pulang kampung<span lang="EN-US">!</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">Mau t</span>obat katanya<span lang="EN-US">,</span>”<span lang="EN-US"> jawab Mami sambil cekikikan geli.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">“ Akh, yang bener<span lang="EN-US">?!</span> Sephia<span lang="EN-US">? T</span>obat?!” <span lang="EN-US"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Mami hanya menjawab dengan anggukan<span lang="EN-US"> kepala dan tersenyum genit</span>. Sementara kekecewaan mulai tergambar di wajah joni.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">“Tenang <span lang="EN-US">s</span>aja<span lang="EN-US">,</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">Ba</span>ng <span lang="EN-US">J</span>oni<span lang="EN-US">.</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">K</span>ita <span lang="EN-US">kebetulan </span>punya <span lang="EN-US">P</span>rimadona baru<span lang="EN-US">,</span> kok<span lang="EN-US">!</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">S</span>udah 2 bulan <span lang="EN-US">ini meng</span>ganti<span lang="EN-US">ka</span>n <span lang="EN-US">S</span>ephia<span lang="EN-US">,</span>” ucap <span lang="EN-US">M</span>ami <span lang="EN-US">lagi,</span> mencoba menghibur hati joni yang kecewa. Joni hanya melirik ke arah <span lang="EN-US">M</span>ami.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">“Bang <span lang="EN-US">J</span>oni pasti suka! Bentar yah<span lang="EN-US">..</span>”<span lang="EN-US"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">L</span>alu <span lang="EN-US">M</span>ami ngeloyor masuk <span lang="EN-US">ke dalam </span>salah satu kamar<span lang="EN-US"> yang ada</span>. Dan t<span lang="EN-US">id</span>ak lama kemudian keluar dari kamar itu<span lang="EN-US">,</span> sambil me<span lang="EN-US">nggandeng</span> seorang perempuan dengan dandanan serba minim.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">“<span lang="EN-US">Ini </span>orangnya<span lang="EN-US">, Bang Joni,</span>” ucap <span lang="EN-US">M</span>ami sambil menarik tubuh perempuan itu untuk mendekati joni. <span lang="EN-US"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Lama <span lang="EN-US">J</span>oni mengamati sosok perempuan yang di sodorkan <span lang="EN-US">M</span>ami<span lang="EN-US"> ke hadapannya</span>. Dia perhatikan dari ujung kaki sampai kepala. Cantik! <span lang="EN-US">D</span>an berubah<span lang="EN-US">lah segera</span> rasa kecewa itu<span lang="EN-US">,</span> berganti dengan perasaan senang dan penuh hasrat. </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">“ <span lang="EN-US">S</span>aya Joni..<span lang="EN-US">,</span>” ucap <span lang="EN-US">J</span>oni memperkenalkan <span lang="EN-US">diri</span>nya sambil mengulurkan tangan.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Wanita itupun tersenyum<span lang="EN-US"> sedikit malu-malu</span>, “<span lang="EN-US">S</span>aya I<span lang="EN-US">mah</span>, <span lang="EN-US">B</span>ang<span lang="EN-US">..</span>” <span lang="EN-US"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">T<span lang="EN-US">id</span>ak lama kemudian<span lang="EN-US">,</span> Jonipun merangkul tubuh perempuan yang bernama <span lang="EN-US">Im</span>ah itu menuju kamar. Sambil melepaskan acungan jempol ke arah <span lang="EN-US">M</span>ami<span lang="EN-US">. Dan Mamipun tersenyum senang karena pelanggannya merasa puas.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US">..</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><br />
</div>awankeninghttp://www.blogger.com/profile/12179287370958267647noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3484502272792703781.post-46236028326343802572011-07-23T07:31:00.000-07:002011-07-23T07:48:22.259-07:00CINTA DALAM RINDU-RINDU<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-3x1NI66LdGc/TirbH6ApkYI/AAAAAAAAAIk/0KeSLxxSEiY/s1600/hurt6.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="214" src="http://4.bp.blogspot.com/-3x1NI66LdGc/TirbH6ApkYI/AAAAAAAAAIk/0KeSLxxSEiY/s320/hurt6.JPG" width="320" /></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<span style="font-family: "Eras Medium ITC","sans-serif";">Seperti rindu ini kepadamu, seperti itu pula malam terlewatkan dalam sepi dan sendiri. Aku mengejar dirimu dalam bayang-bayang, aku berlari dengan semua imaji diri. Mencari senyummu, wangi tubuhmu, harum nafasmu, manis senyum dibibirmu, indah gelak tawamu. Sosok hantu dirimu yang ingin aku tangkap di</span><span style="font-family: "Eras Medium ITC","sans-serif";"> </span><span style="font-family: "Eras Medium ITC","sans-serif";">setiap sunyi ini. Menggugat hati dalam rindu. Dimana kamu?</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span style="font-family: "Eras Medium ITC","sans-serif";">Cinta berjarak, entah dalam jarak ribuan kilo meter</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Eras Medium ITC","sans-serif";">,</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Eras Medium ITC","sans-serif";"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Eras Medium ITC","sans-serif";">a</span><span style="font-family: "Eras Medium ITC","sans-serif";">tau dalam jarak ruang dan waktu yang berbeda. Membuat cinta adalah nyanyian rindu-rindu. Dendang seorang pengelana yang kesepian. Rintihan seorang anak mengharap disusui ibunya. Dia adalah pencarian bagi jiwa ini. Dia adalah kehilangan yang tak pernah cukup dipertemukan. Dia adalah rindu dan hanya rindu. Cinta dalam rindu-rindu..</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span style="font-family: "Eras Medium ITC","sans-serif";">Aku menikmati semua ini sebagai anugerah atas rasa yang kita miliki. Dan terkadang aku menyangsikan perjumpaan, apakah setiap saat dia akan bisa membuat gairah itu bisa tetap ada? Sebagaimana gairah itu begitu terasa</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Eras Medium ITC","sans-serif";"> saat ini</span><span style="font-family: "Eras Medium ITC","sans-serif";">. Tapi semoga tidak. Aku masih menyimpan semua harap dan doa pada kebisuan malam. Disana pasti terdengar…aku ingin bersamamu selalu. Itu pintaku</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span style="font-family: "Eras Medium ITC","sans-serif";">Dan selama cinta masih ada, maka rindu-rindu ini tak akan hilang. Dan sebagaimana cinta, rindu-rindu ini juga hanya untukmu…</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span style="font-family: "Eras Medium ITC","sans-serif";">Kau tahu, betapa hebatnya rindu-rindu ini menjadikan kamu ada sebagai alam raya. Ketika Angkasa melukiskan wajahmu, ketika gemericik air menjadi gelak tawamu yang lepas, ketika hangat mentari pagi menjadi pelukan tubuhmu, ketika senja menjadi keindahan akan pesona dirimu, ketika hembusan angin yang lembut menjadi belaian mesra, ketika malam menjadi kebersamaan berdua, ketika bulan membias indah matamu, ketika kerlip bintang disana adalah hadirmu yang kutunggu..oh, adakah yang lebih hebat dari cinta ini. Cinta dalam rindu-rindu. Dan aku ingin senantiasa semua begitu.</span></div>awankeninghttp://www.blogger.com/profile/12179287370958267647noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3484502272792703781.post-29111949331922997522011-07-15T22:20:00.000-07:002011-07-23T07:45:46.236-07:00Hidup Di Luar Surga<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-BEVZ3ONwzaw/TiEfbZCPaJI/AAAAAAAAAHM/MYCr8rwK9Kk/s1600/sad7.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="162" src="http://4.bp.blogspot.com/-BEVZ3ONwzaw/TiEfbZCPaJI/AAAAAAAAAHM/MYCr8rwK9Kk/s320/sad7.JPG" width="320" /></a></div><br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN">Sudah sering aku melihat wajah sedih dan letih ditu</span>n<span lang="IN">jukan oleh Ayah dan juga Ibu. Dan sesungguhnya aku juga tahu, bahwa semua itu disebabkan karena diriku</span>; yang<span lang="IN"> memang berbeda dari kebanyakan anak-anak seusiaku. Bukan hanya karena fisik yang berbeda, tapi juga karena aku selalu kesulitan </span>dan lamban <span lang="IN">untuk menangkap apa-apa yang diajarkan oleh orang tuaku atau guru-guruku di sekolah.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-indent: 28.35pt;">Selain itu, aku juga terkadang kesulitan untuk menunjukan kepada semua orang tentang apa yang aku rasakan dan apa yang aku inginkan. Sehingga tidak jarang, aku kesal dan marah pada mereka yang tidak mengerti. Tapi mau bagaimana lagi? Seperti inilah diriku; seperti yang aku pintakan kepada Tuhan.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-indent: 28.35pt;">Dulu. Sebelum aku menetap di rahim Ibu dan lahir ke dunia ini, aku bertemu dengan Tuhan. Dan ketika Tuhan mengatakan bahwa aku akan diturunkan ke dunia fana ini. Aku sempat bertanya,” Apa hebatnya dunia itu dibandingkan Surga yang indah ini, Wahai Tuhanku?”</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-indent: 28.35pt;">Lalu Tuhan menunjukan kepadaku tentang kehidupan di dunia ini. Dan aku melihat dengan jelas betapa mengerikannya kehidupan di dunia itu. Saat itu aku langsung menolak, “Maafkan hamba yang hina ini.. Bukan maksud hamba untuk menentang perintah Mu. Namun betapa kehidupan di dunia itu sama sekali jauh dari indah, Wahai Tuhanku.”</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-indent: 28.35pt;">Lalu Tuhan menunjukan kepadaku lagi wajah-wajah bahagia dari pasangan suami-istri, saat mereka melihat tubuh mungil seorang bayi yang baru saja dilahirkan. Wajah-wajah yang terlihat begitu bahagia, sampai-sampai mereka tidak mampu mengurai rasa itu dengan kata-kata, kecuali dengan lelehan airmata yang mengalir di kedua pipi mereka.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-indent: 28.35pt;">“Hanya itu?” tanyaku lagi kepada Tuhan kemudian, merasa hal itu tidak cukup untuk dijadikan perbandingan seimbang dengan kehidupan di Surga.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-indent: 28.35pt;">Kembali Tuhan menunjukan kepadaku bagaimana ekpresi bahagia tergambar di wajah pasangan suami-istri lain, ketika mereka melihat anak mereka yang baru berusia 10 bulan tengah berusaha berdiri, untuk kemudian mencoba melangkahkan kakinya selangkah demi selangkah. Ada juga Ekpresi bahagia yang ditunjukan mereka saat anaknya mengucap sepatah kata menyebut nama mereka, “Mam-ma!..Pap-pa!.”</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-indent: 28.35pt;">Saat itu aku hanya mengerutkan dahi, merasa tidak ada yang istimewa dari apa yang terlihat. Dan Tuhan mengerti akan maksud diriku. Sehingga aku kembali dibawa untuk melihat kehidupan pasangan pemuda dan pemudi yang tengah kasmaran. Mereka yang masih malu-malu, hanya bisa menundukan kepala tanpa bisa berlama-lama menatap mata orang yang ia cintai. Atau sekedar melepas senyum tanpa ada hal yang lucu terjadi, kecuali keadaan mereka sendiri.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-indent: 28.35pt;">“Hmm…” Hanya itu yang bisa aku ucapkan, sebagai tanggapan atas apa yang aku lihat. Dan kembali Tuhan mengerti betapa aku tidak tertarik melihat semua peristiwa yang telah ditunjukan. Apalagi sebelumnya Tuhan juga telah menunjukan kepada diriku, sisi lain selain keindahan itu. Apalah arti kebahagiaan kedua orang tua itu, jika kemudian para orang tua itu merasa berkuasa atas kehidupan anak-anaknya. Bahkan aku juga melihat bagaimana anak-anak itu di terlantarkan dan dimanfaatkan. Lalu apa artinya cinta yang indah itu? Jika pada akhirnya mereka juga akan saling menyakiti dan membenci dikemudian hari? Toh, di tempatku sekarang ini, di Surga, semuanya telah aku dapatkan dan juga rasakan. Lalu mau apalagi?!</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-indent: 28.35pt;">Lalu Tuhan bersabda kepadaku,”Sesungguhnya, telah Aku sempurnakan kehidupan itu dengan maksud yang baik. Dan semua rahasia itu tersembunyi dalam kehidupan itu. Bukan hanya tentang Surga dan Neraka semata. Kau akan menemukan rahasia itu jika kau terlahir ke dunia.”</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-indent: 28.35pt;">Aku diam sesaat. Menimang-nimang semua. Mencoba mengerti semuanya. Sampai akhirnya aku membuat beberapa permintaan kepada Tuhan. Aku ingin melihat hal yang berbeda dari semua peristiwa yang telah Tuhan tunjukan; aku ingin melihat ekpresi yang berbeda dari pasangan suami-istri saat melihat bayi mereka untuk pertama kalinya; aku ingin melihat ekspresi yang berbeda saat mengetahui anak mereka mengalami kesulitan dalam masa pertumbuhannya; Aku juga ingin melihat bagaimana cinta itu sesungguhnya bagi seseorang yang berbeda. Dan Tuhanpun mengabulkan permintaanku itu. Selanjutnya… inilah aku sekarang!</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-indent: 28.35pt;">Terlahir ke dunia ini dengan keadaan yang berbeda dari kebanyakan anak-anak yang lain. Ada orang yang menyebutku sebagai, ‘Anak Idiot’ dan ada pula yang menyebutku dengan istilah yang sulit aku mengerti ’Anak pengidap <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Down Syndrome.</i>” Ya, seperti itulah aku sekarang ketika terlahir ke dunia ini.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-indent: 28.35pt;">Dan benar saja, awal pertama saat aku melihat wajah kedua orangtua ku, ekpresi wajah mereka jauh berbeda dari apa yang telah Tuhan tunjukan kepadaku sebelumnya. Wajah-wajah kecewa dan sedih kudapati, dengan hujan airmata dalam tangisan penuh penyesalan dan rasa tidak rela menerima kenyataan. </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-indent: 28.35pt;">Ibu menangis sambil berusaha untuk memeluk tubuhku dalam enggan. Sedangkan Ayah langsung pergi keluar kamar perawatan dalam perasaan marah, untuk kemudian berteriak keras meluapkan kemarahan kepada Tuhan. Andai Ayah tahu, bahwa semua ini adalah kehendak diriku semata.…</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-indent: 28.35pt;">Sepanjang aku hidup, selalu saja aku melihat ekspresi yang ditunjukan orangtuaku tidak jauh dari kesedihan, takut, marah dan juga kecewa. Meski setiap saat berusaha untuk bisa menerima diriku apa adanya. Aku bisa melihat hal yang berbeda dari apa yang pernah Tuhan tunjukan kepadaku sebelumnya. Inilah yang aku mau!</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-indent: 28.35pt;">Aku tidak terlalu terkejut ketika banyak manusia yang memandang rendah diriku, merasa ketakutan ketika dekat denganku; kebingungan dalam ketidaktahuan bagaimana harus bersikap; menatap Iba tanpa bisa berbuat lebih dari itu; mencoba bersikap lebih kepadaku setiap saat; menjadikan diriku bahan olok-olokan dalam candaan mereka. Aku tidak merasa asing mendapati semua itu. Karena Tuhan telah menunjukan semua sifat manusia itu kepadaku sebelumnya. Dan Inilah yang aku mau!</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-indent: 28.35pt;">Bahkan cinta seolah-olah menjadi tidak mungkin bisa aku rasakan dalam kehidupan ini. Itulah sebab wajah sedih dan khawatir ditunjukan Ayah dan Ibu setiap saat.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-indent: 28.35pt;">“Bagaimana masa depan anak kita, Pak?,” tanya Ibu sambil menatap dengan pandangan yang terhalang airmata yang tertahan di pelupuk mata. Sedangkan Ayah hanya menggelengkan kepala menghela nafas panjang menghilangkan sesak yang juga ia rasa, sambil memeluk erat tubuh Ibu.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-indent: 28.35pt;">“Bagaimana jika kita sudah tidak ada lagi di dunia ini, Pak? Bagaimana dengan dirinya saat itu? Apakah mungkin anak kita bisa merasakan kebahagiaan dalam cinta bersama orang yang ia cintai?” </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-indent: 28.35pt;">Semua pertanyaan itu senantiasa menyelimuti kehidupan Ayah dan Ibu. Dan aku merasa bahwa rahasia kehidupan ini telah ku temukan dalam balutan kasih sayang dan cinta tulus mereka. Semua hal itu tidak aku dapati dalam kehidupan di Surga. Perasaan kagum, bahagia, cinta dan kasih sayang menjadi satu tanpa bisa aku jabarkan sedikitpun. Semua rasa itu lebih indah dari keindahan rasa yang ku dapati ketika menetap di surga.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-indent: 28.35pt;">Sesungguhnya aku tidak ingin menjadi bagian dari kehidupan manusia-manusia yang lain, sebagaimana yang aku ketahui. Mereka yang terlihat begitu menakutkan bagi diriku, meski kebahagiaan itu ada diantaranya. Tapi aku tidak ingin menjadi bagian dari mereka, yang senantiasa diselimuti keangkuhan atas apa yang ada pada diri mereka dan atas apa yang mereka miliki. </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-indent: 28.35pt;">Mereka yang ku tahu, selalu menjadikan nafsu sebagai raja yang menguasai diri mereka; tergila-gila akan harta, tahta dan wanita hingga mampu menutup kata hati mereka atas duka sesama; mereka yang terbuai oleh kenikmatan yang sementara dan demi semua itu tidak perduli nasib keluarga, saudara dan sesama yang menjadi korban; mereka yang suka membunuh mengatas namakan Tuhan dan kebenaran, untuk kemudian membantai sesama dengan alasan yang tersamarkan. Ah, masih banyak lagi dan tidak bisa aku sebutkan satu persatu.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-indent: 28.35pt;">Aku tidak ingin menjadi bagian dari semua itu. Meski aku bisa saja menghindar dari semua itu dan menikmati kebahagiaan dengan cinta dan kasih sayang. Tapi kehidupan Surga lebih indah dari itu. Lalu untuk apa aku bersedia turun ke dunia ini jika demikian? Betapa meruginya aku!</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-indent: 28.35pt;">Aku meminta Tuhan atas kelahiranku yang seperti ini, agar bisa melihat hal yang berbeda dari apa yang pernah ditunjukan kepadaku. Meski mungkin banyak yang terlewatkan untuk bisa aku nikmati dalam keindahan dunia ini. Tetapi tidak mengapa, aku masih bisa menahan rindu hati ini akan Surga. Karena masih bisa merasakan hal yang jauh lebih indah dari tempat asalku. Ketika melihat ketulusan, keikhlasan dan keteguhan atas dasar kasih sayang dari orang tuaku dan orang-orang yang mencintai diriku dengan tulus. Semua selalu saja bisa membuatku lupa akan kerinduan akan Surga!</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div>awankeninghttp://www.blogger.com/profile/12179287370958267647noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3484502272792703781.post-13673274355878136582011-07-15T22:10:00.000-07:002011-07-23T07:46:02.051-07:00Ketika Cinta Mati Suri<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-0wiA0uyO1eM/TiEdOXEAZmI/AAAAAAAAAHI/dN10Et3aAw0/s1600/ANGER3.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="189" src="http://1.bp.blogspot.com/-0wiA0uyO1eM/TiEdOXEAZmI/AAAAAAAAAHI/dN10Et3aAw0/s320/ANGER3.JPG" width="320" /></a></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="IN" style="font-family: "Microsoft Sans Serif","sans-serif"; font-size: 14pt;"><br />
</span></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .25in;"><br />
<br />
<br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .25in;"><span lang="IN" style="font-family: "Microsoft Sans Serif","sans-serif"; font-size: 11pt;">Aku hanya bisa mengingat wajahmu saat ini, wahai yang tercinta. Ketika seharusnya aku menginginkan tuk bisa mengurai lebih semua perjalanan yang kita lewati dalam usia kebersamaan ini. Waktu berlalu tanpa kita sadari perginya. Yang ada sekarang adalah kenyataan semua bertambah dalam waktu.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .25in;"><span lang="IN" style="font-family: "Microsoft Sans Serif","sans-serif"; font-size: 11pt;">Aku mencoba mengingat apa yang menjadi title diatas sana, sayangku. Ketika cinta mati suri. Ya, ketika rasa cinta itu aku rasakan mati suri bagiku, bagi hatiku,bagi hidup dan bagi jiwaku…</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-indent: .25in;"><span lang="IN" style="font-family: "Microsoft Sans Serif","sans-serif"; font-size: 11pt;">…………………………………….</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .25in;"><span lang="IN" style="font-family: "Microsoft Sans Serif","sans-serif"; font-size: 11pt;">Apakah aku harus memuji dirimu dengan semua keindahan kata yang terurai. Karena bagiku mungkin, semua imajiku hilang dalam kata setiap saat. Ketika pada lelap tidur mu, aku mampu meresapi semua indah itu sendiri. Dalam sesak dadaku. Dengan lirih kata yang ku ucap pada Langit. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .25in;"><span lang="IN" style="font-family: "Microsoft Sans Serif","sans-serif"; font-size: 11pt;">Waktu berlalu, tanpa kita sadari perginya. Sedang kita hanya menyadari usia yang kita punya atas kebersamaan ini. Sementara kehidupan masihlah sama bagi kita pada akhirnya. Dan masihlah sama kita harus berjuang dengan apa yang ada.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .25in;"><span lang="IN" style="font-family: "Microsoft Sans Serif","sans-serif"; font-size: 11pt;">Hatimu, hatiku sayangku….</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .25in;"><span lang="IN" style="font-family: "Microsoft Sans Serif","sans-serif"; font-size: 11pt;">…………………………………………………..</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .25in;"><span lang="IN" style="font-family: "Microsoft Sans Serif","sans-serif"; font-size: 11pt;">Kita bersatu atas hati itu, dengan semua yang ada disana. CInta, kasih sayang, merah, abu-abu hitam dan putihnya. Dan talian hati ini kian hari kian melalang buana tanpa kita mengerti dan semakin dalam. Dan Pada akhirnya akupun hanya bisa diam ketika semua menyentakan kesadaran ku. Bahwasannya aku telah berada di nirwana yang terindah. Dimana bagiku, Engkaulah bidadari itu. Dimana bagiku, dirimulah yang paling aku dambakan. Tiada mampu aku bertahan dalam kenyataan tanpa dirimu.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .25in;"><span lang="IN" style="font-family: "Microsoft Sans Serif","sans-serif"; font-size: 11pt;">Tahukah kamu dikala malam. Ketika harus meraih lelap dan mimpi. Aku pergikan jiwaku pada dunia yang laen,dunia akhir. Ketika kesadaranku datang akan masa lalu dan kebahagiaan yang mampu aku berikan untuk dirimu.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .25in;"><span lang="IN" style="font-family: "Microsoft Sans Serif","sans-serif"; font-size: 11pt;">Aku pergi kedunia akhir hidup. Meletakan jiwaku dan mengenali dunia itu. Mengalahkan ketakutanku akan dunia itu. Dan pada akhirnya sekian lamanya aku mencoba aku menemukan bahwa bertemu dengan-NYA adalah kedamaian yang sesungguhnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .25in;"><span lang="IN" style="font-family: "Microsoft Sans Serif","sans-serif"; font-size: 11pt;">Mungkin karena aku merasa letih akan smua kesalahan hidup yang selalu mengikuti diriku hingga kini. Mungkin karena aku tak kuat menghadapi ketidak pastian yang aku jalani selama ini. Mungkin aku berputus asa atas diriku sendiri yang tak bisa lepas dari dosa. Dan terlebih aku merasa lebih tak kuat lagi melihat bagiamana aku harus melihatmu ikut dalam ketidakpastian hidupku. Dan menanggung juga akibat dari semua kebodohanku. Aku tak mampu melihat kesengsaraan harus kau alami juga karena aku…</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .25in;"><span lang="IN" style="font-family: "Microsoft Sans Serif","sans-serif"; font-size: 11pt;">Dalam melepaskan jiwa dan pikiran pada dunia akhir. Aku melepas doa, harap dan permintaan pada LANGIT. Doa yang aku tujukan agar kamu menjadi yang paling Dicintai-NYA. Cinta yang akan menjaga dirimu. Mengasihimu, melapangkan hidup, hati dan juga jiwa. Memberi kebahagiaan yang sesungguhnya. memudahkan dan membantu semua urusan mu didunia ini dan juga diakhirat nanti.sehingga pada akhirnya ketika jiwaku benar-benar sampai pada dunia akhir itu. Aku bisa merasa kerelaan hati. Dan sampai dengan senyuman dimana itu ada karena aku mampu melihat bahagia itu milikmu.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .25in;"><span lang="IN" style="font-family: "Microsoft Sans Serif","sans-serif"; font-size: 11pt;">………………………………………………</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .25in;"><span lang="IN" style="font-family: "Microsoft Sans Serif","sans-serif"; font-size: 11pt;">terkadang aku berfikir bahwasannya yang aku ingin persembahkan kepada dirimu dalam uraian kata. Bukanlah keindahan puja puji dan pengungkapan. Namun yang aku ungkap adalah kenyataan tentang semua. Entah dalam warna yang merah hitam ataupun abu-abu..</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .25in;"><span lang="IN" style="font-family: "Microsoft Sans Serif","sans-serif"; font-size: 11pt;">kata yang sederhana namun dapat kita resapi maknanya lebih dalam…</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .25in;"><span lang="IN" style="font-family: "Microsoft Sans Serif","sans-serif"; font-size: 11pt;">terlalu muluk, terlalu tinggi, terlalu mengada-ada dan dibuat-buat kadang. Kecendrungan kita dalam mengungkap semua hal ini dengan kata. Yang mungkin pada kenyataannya apa yang terjadi jauh dari itu semua. Jadi, aku ingin mengurai kejujuran sederhana saja untukmu, sayangku..</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .25in;"><span lang="IN" style="font-family: "Microsoft Sans Serif","sans-serif"; font-size: 11pt;">…………………………………….</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .25in;"><span lang="IN" style="font-family: "Microsoft Sans Serif","sans-serif"; font-size: 11pt;">Jikalau aku ingat, sayangku..</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .25in;"><span lang="IN" style="font-family: "Microsoft Sans Serif","sans-serif"; font-size: 11pt;">Aku merasa kadang tak seharusnya aku ungkap semua hal kepadamu. Hal ini pula yang kadang aku dengar dari banyak orang. Hingga aku bertanya.. apakah benar seperti itu??..</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .25in;"><span lang="IN" style="font-family: "Microsoft Sans Serif","sans-serif"; font-size: 11pt;">Sehingga aku berfikir apakah cinta adalah tentang siapa yang menang dan siapa yang salah. Siapa yang menguasai dan siapa yang menguasai…</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .25in;"><span lang="IN" style="font-family: "Microsoft Sans Serif","sans-serif"; font-size: 11pt;">Manusia ketika telah kehilangan apa yang tersimpan dalam hati. Yang menjadi rahasia hati dan kekuatan jiwa. Maka aku melihat mereka tiba-tiba merasa lemah tak berdaya. Karena Semua hal telah diketahui oleh musuh. Semua taktik perang tlah lagi dikuasai orang. Sehingga dengan mudahnya kita diserang dan kalah pada akhirnya…</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .25in;"><span lang="IN" style="font-family: "Microsoft Sans Serif","sans-serif"; font-size: 11pt;">Apakah cinta dan kebersamaan kita seperti itu sayang?...</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .25in;"><span lang="IN" style="font-family: "Microsoft Sans Serif","sans-serif"; font-size: 11pt;">Mungkin dahulu dikala kita msih melanang buana dalam mencari kesejatian seperti sekarang. Itu kita butuhkan. Namun sekarang ini, kamu adalah kesejatian itu?..masihkah aku seperti itu?...</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .25in;"><span lang="IN" style="font-family: "Microsoft Sans Serif","sans-serif"; font-size: 11pt;">Mungkin ya…</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .25in;"><span lang="IN" style="font-family: "Microsoft Sans Serif","sans-serif"; font-size: 11pt;">Mungkin juga tidak…</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .25in;"><span lang="IN" style="font-family: "Microsoft Sans Serif","sans-serif"; font-size: 11pt;">Ya aku katakan karena, ketika aku mengerti dengan sendirinya tentang kamu. Maka aku tahu harus berbuat apa dengan mu. Ya aku katakan, karena kecewanya aku akan kamu. Yang kadang datang membuat aku berfikir bahwasannya hidup adalah tentang diri sendiri. Hidup adalah tentang aku dan Tuhan. Segala sesuatu harus mengandalkan diri sendiri.. jangan berharap apapun pada manusia. Siapapun dia….maka Ya aku katakan!..</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .25in;"><span lang="IN" style="font-family: "Microsoft Sans Serif","sans-serif"; font-size: 11pt;">Tidak aku katakan, karena semua hal telah aku ungkapakan hanya kepadamu. Bahkan tanpa aku harus ungkapkan smeua itu mungkin kamu sudah mengetahuinya. Secara sadar atau tidak, hanya kamu yang mengetahui rahasia diri yang tak pernah aku ungkap kepada sapapun. Karena hanya kamu yang paling bisa menerima, mengerti aku dan mau berkorban. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .25in;"><span lang="IN" style="font-family: "Microsoft Sans Serif","sans-serif"; font-size: 11pt;">Maafkan aku jikalau kadang aku menjadikan Cinta adalah menang dan kalah....maafkan aku ketika aku lakukan smua itu hingga melukai hati dan mengecewakan dirimu, sayang ku...maafkan aku</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .25in;"><span lang="IN" style="font-family: "Microsoft Sans Serif","sans-serif"; font-size: 11pt;">...............................................................</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .25in;"><span lang="IN" style="font-family: "Microsoft Sans Serif","sans-serif"; font-size: 11pt;">Cukuplah ALLAH saja yang menjadi penolong...</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .25in;"><span lang="IN" style="font-family: "Microsoft Sans Serif","sans-serif"; font-size: 11pt;">Tiada Tuhan Selain ALLAH, yang MAHA Menguasai lagi Maha Perkasa..Penguasa Langit bumi dan Surga.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .25in;"><span lang="IN" style="font-family: "Microsoft Sans Serif","sans-serif"; font-size: 11pt;">Ampunilah kami, ampunilah Aku....</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .25in;"><span lang="IN" style="font-family: "Microsoft Sans Serif","sans-serif"; font-size: 11pt;">Betapa hanya diri-MU lah yang Maha Mengetahui semua hal tentang diriku. Bahkan apa yang tersembunyi dalam benakku...Engkaulah yang Maha Mendengar bisikan dan jeritan jiwa..</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .25in;"><span lang="IN" style="font-family: "Microsoft Sans Serif","sans-serif"; font-size: 11pt;">Aku mengadu..dan Akupun memohon kepada-MU. Dan hanya Kepada-MU...</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .25in;"><span lang="IN" style="font-family: "Microsoft Sans Serif","sans-serif"; font-size: 11pt;">Aku lelah kadang, wahai Tuhan ku...</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .25in;"><span lang="IN" style="font-family: "Microsoft Sans Serif","sans-serif"; font-size: 11pt;">Lelah dengan ketidak pastian hidup yang harus aku jalani. Meski aku tahu, bahwasannya Engkau yang Maha Memiliki Rencana. Namun keterbatasanku sebagai Hambamu yang lemah lagi bodoh. Membuat aku tak bis amengerti semua rahasia yang Engakau sembunyikan dari apa yang ada...</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .25in;"><span lang="IN" style="font-family: "Microsoft Sans Serif","sans-serif"; font-size: 11pt;">Aku lelah tuk mencari Tahu....</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .25in;"><span lang="IN" style="font-family: "Microsoft Sans Serif","sans-serif"; font-size: 11pt;">Dan ketika kesabaran ku telah sampai pada puncaknya..dan Amarah menguasai aku...lepaslah segala kesadaran tentang Keindahan Engkau , Ya Tuhanku...</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .25in;"><span lang="IN" style="font-family: "Microsoft Sans Serif","sans-serif"; font-size: 11pt;">Sehingga marahku tertuju kepada-MU..dan betapa Engkau juga sanagt Mengetahui keburukan diri ku tentang ini....mencaci MU..</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .25in;"><span lang="IN" style="font-family: "Microsoft Sans Serif","sans-serif"; font-size: 11pt;">Dan aku lelah dalam kemarahanku kepada-MU...</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .25in;"><span lang="IN" style="font-family: "Microsoft Sans Serif","sans-serif"; font-size: 11pt;">Dan aku Lelah memaki –MU diLangit sana....</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .25in;"><span lang="IN" style="font-family: "Microsoft Sans Serif","sans-serif"; font-size: 11pt;">Karena sedikit kesadaranku mengingatkan aku, betapa Hanya ENGAKU lah saja yang mampu menolong diriku...</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .25in;"><span lang="IN" style="font-family: "Microsoft Sans Serif","sans-serif"; font-size: 11pt;">...........................................</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .25in;"><span lang="IN" style="font-family: "Microsoft Sans Serif","sans-serif"; font-size: 11pt;">aku lelah kadang...</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .25in;"><span lang="IN" style="font-family: "Microsoft Sans Serif","sans-serif"; font-size: 11pt;">ketika tak jua sampai pada kebahagiaan sejati. Bersanding dengan yang tercinta sang bidadari-MU...Pundi-pundi kecil titipan-MU....</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .25in;"><span lang="IN" style="font-family: "Microsoft Sans Serif","sans-serif"; font-size: 11pt;">dan yang aku lihat kemudian bahwasaanya tak juga bisa semua kebodohan masa lalu dapat kuperbaiki...</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .25in;"><span lang="IN" style="font-family: "Microsoft Sans Serif","sans-serif"; font-size: 11pt;">dan aku lihat juga kemudian, sang bidadari harus menanggung semua itu juga bersamaku. Yang seharusnya tidak. Yang seharusnya semua itu aku tanggung sendiri..namun, tetaplah kenyataannya dirinya hanyut terbawa...</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .25in;"><span lang="IN" style="font-family: "Microsoft Sans Serif","sans-serif"; font-size: 11pt;">aku lelah bertahan dalam mencoba, sedangkan waktu tak memberi aku kerenggangan. Sedangkan manusia-manusia ciptaanmu memandang sinis, mencemooh dan tertawa atas aku setiap saat...</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .25in;"><span lang="IN" style="font-family: "Microsoft Sans Serif","sans-serif"; font-size: 11pt;">aku lelah memanti jawaban dari MU, wahai Tuhan ku...jawaban atas apa-apa yang aku seharusnya tahu untuk melakukan apa. Sedangkan kehidupan ini penuh dengan tipu daya...</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .25in;"><span lang="IN" style="font-family: "Microsoft Sans Serif","sans-serif"; font-size: 11pt;">dan pada akhirnya aku berlari mengindar denga membenci diri-MU dengan rasa kecewa dan lelah ini...</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .25in;"><span lang="IN" style="font-family: "Microsoft Sans Serif","sans-serif"; font-size: 11pt;">aku lelah setiap saat menyalahkan Engakua yang Maha Penolong...karena Hanya Engkaulah sesungguhnya yang paling mengerti aku...mencintai diriku...</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .25in;"><span lang="IN" style="font-family: "Microsoft Sans Serif","sans-serif"; font-size: 11pt;">aku lelah dalam berlari jauh dari-MU yang pada akhirnya aku lelah jg berlari....</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .25in;"><span lang="IN" style="font-family: "Microsoft Sans Serif","sans-serif"; font-size: 11pt;">aku lelah dalam berlari tak pasti ...</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .25in;"><span lang="IN" style="font-family: "Microsoft Sans Serif","sans-serif"; font-size: 11pt;">aku lelah menanggung beban hati atas bidadari yang ikut hanyut dalam dilemaku...dan seharusnya dia yang Merupakan Anugerah dari-MU layak mendapat lebih dari apa yang aku beri...</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .25in;"><span lang="IN" style="font-family: "Microsoft Sans Serif","sans-serif"; font-size: 11pt;">aku lelah, ya Rabb...</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .25in;"><span lang="IN" style="font-family: "Microsoft Sans Serif","sans-serif"; font-size: 11pt;">..........................</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .25in;"><span lang="IN" style="font-family: "Microsoft Sans Serif","sans-serif"; font-size: 11pt;">aku lelah bergumul dengan hamba-hamba MU yang membuat jiwaku mengerang marah. Dan hati nurani terlukai..aku bosan dengan kepalsuan mereka, kebodohan mereka yang sama dengan kebodohanku..aku bosan dengan kebohongan dan tipi daya mereka...</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .25in;"><span lang="IN" style="font-family: "Microsoft Sans Serif","sans-serif"; font-size: 11pt;">aku lelah berperang dengan keangkuhan mereka yang membuat aku berdiri dalam benteng yang sama, yaitu kesombongan juga, sedangkan hati nuraniku memaki diriku..</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .25in;"><span lang="IN" style="font-family: "Microsoft Sans Serif","sans-serif"; font-size: 11pt;">aku lelah dalam ketakutan atas sikap-sikap dari hamba-hamba MU...yang mungkin melukai aku dan semua orang yang aku cintai. Menjadikan aku lebih dari yang aku takutkan dari mereka....</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .25in;"><span lang="IN" style="font-family: "Microsoft Sans Serif","sans-serif"; font-size: 11pt;">..........................</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .25in;"><span lang="IN" style="font-family: "Microsoft Sans Serif","sans-serif"; font-size: 11pt;">aku lelah...lelah sendiri tanpa bidadari...</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .25in;"><span lang="IN" style="font-family: "Microsoft Sans Serif","sans-serif"; font-size: 11pt;">kembali pada lorong sepi dan malam hening tanpa ada yang berarti...</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .25in;"><span lang="IN" style="font-family: "Microsoft Sans Serif","sans-serif"; font-size: 11pt;">aku letih bermaksiat dengan diri sendiri...berperang dengan nafsuku sendiri...sedangkan jelas-jelas aku sadari betapa Engkau memurkai diriku atas dosa itu..namun aku tak berhenti dan tak berdaya meski aku juga letih...</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .25in;"><span lang="IN" style="font-family: "Microsoft Sans Serif","sans-serif"; font-size: 11pt;">aku letih menyadari kesendirian sang bidadari lebih jauh lagi dibandingkan dengan kesendirian aku disini...dan aku tak mampu berbuat banyak selain berlari menghindari kesedihan ini. Tuk bisa bertahan dalam menjalani hidup...</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .25in;"><span lang="IN" style="font-family: "Microsoft Sans Serif","sans-serif"; font-size: 11pt;">aku lelah berharap-harap cemas dan bertanya-tanya akankah Engkau mendengar dan mengabulkan doa dan harapku...aku lelah dalam kecewa ketika kenyataan datang an semua doa dan harap begitu jauh aku rasa..</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .25in;"><span lang="IN" style="font-family: "Microsoft Sans Serif","sans-serif"; font-size: 11pt;">...........</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .25in;"><span lang="IN" style="font-family: "Microsoft Sans Serif","sans-serif"; font-size: 11pt;">wahai , Penguasa Alam... </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .25in;"><span lang="IN" style="font-family: "Microsoft Sans Serif","sans-serif"; font-size: 11pt;">Cintailah aku... dengan cinta yang aku mengerti. Jangan butakan aku dalam ketidak tahuan akan keindahan MU....</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .25in;"><span lang="IN" style="font-family: "Microsoft Sans Serif","sans-serif"; font-size: 11pt;">Wahai Yang Maha Menyelamatkan..</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .25in;"><span lang="IN" style="font-family: "Microsoft Sans Serif","sans-serif"; font-size: 11pt;">Cintailah aku..dengan cinta yang bisa mengangkat ku jauh dari dosa-dosa masa lalu...</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .25in;"><span lang="IN" style="font-family: "Microsoft Sans Serif","sans-serif"; font-size: 11pt;">Wahai Yang Maha Pengampun...</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .25in;"><span lang="IN" style="font-family: "Microsoft Sans Serif","sans-serif"; font-size: 11pt;">Cintailah aku..dengan Cinta yang mampu mewujudkan Doa dan harap ini tanpa cemas...</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .25in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .25in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .25in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .25in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .25in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .25in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .25in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .25in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .25in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .25in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .25in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .25in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .25in;"><span lang="IN" style="font-family: "Microsoft Sans Serif","sans-serif"; font-size: 11pt;">Wake up in the morning, and I found my self alone.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .25in;"><span lang="IN" style="font-family: "Microsoft Sans Serif","sans-serif"; font-size: 11pt;">Aku coba mengingat kehidupan yang menjadikan diriku seperti sekarang ini. Bagiamana aku, siapa aku…entahlah apa yang ada dalam pikiran ini sekarang. Sesungguhnya begitu banyak hal yang berputar-putar didalamnya. Namun aku tak mmapu menangkap satupun dari semua yang berputar itu.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .25in;"><span lang="IN" style="font-family: "Microsoft Sans Serif","sans-serif"; font-size: 11pt;">Aku sendiri dikamar ini, sedang kan dirimu sayang ku. Telah kembali pada kehidupan kamu disana.apakah lorong dalam hati ini masih terus mencari tempat yang sesungguhnya dia inginkan?. Entahlah…</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .25in;"><span lang="IN" style="font-family: "Microsoft Sans Serif","sans-serif"; font-size: 11pt;">Aku berada dalam harap-harap cemas tentang kehadiran Reina..</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .25in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .25in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><br />
</div>awankeninghttp://www.blogger.com/profile/12179287370958267647noreply@blogger.com0